Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Faktor Faktor Manajemen Laba

Daftar Isi [Tampil]

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian dan faktor faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Namun sebelum itu akan kita bahas dulu beberapa konsep dasarnya.

Pengertian dan Faktor Faktor Manajemen Laba

Definisi Laporan Keuagan

Laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK 1, 2009).

Para pengguna laporan keuangan sering melihat tingkat laba perusahaan yang kemudian dihubungkan dengan prestasi manajemen dan digunakan sebagai indikator dalam pengukuran kinerja manajemen. Angka laba yang tersedia pada laporan keuangan selain memberikan informasi mengenai laba juga mempengaruhi pemakai informasi dalam pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, tingkat laba perusahaan menjadi salah satu tolak ukur kinerja dari manajemen dalam suatu perusahaan. Jika pada suatu kondisi di mana pihak manajemen ternyata tidak berhasil mencapai target laba yang ditentukan, maka manajemen dapat memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk modifikasi laba yang dilaporkan (Halim, Meiden dan Tobing 2005).

Salah satu cara untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan oleh manajemen adalah melalui manajemen laba (earnings management). Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan dalam penataan transaksi laporan keuangan lainnya baik untuk memperdaya beberapa pemangku kepentingan tentang kinerja ekonomi yang mendasari perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang bergantung pada angka akuntansi menurut Healy dan Whalen dalam Abaoub, Homrani dan Gamra (2013).

Teknik earnings management memiliki beberapa cara, seperti: membuat estimasi akuntansi, mengubah metode akuntansi, dan menggeser periode beban dan/ atau pendapatan. Namun Abaoub, Homrani dan Gamra (2013) menjelaskan bahwa manajemen laba pada perusahaan perbankan memiliki sesuatu yang lebih spesifik dan hal tersebut didasari oleh dua dimensi, yaitu  insentif yang berkaitan dengan kendala regulasi dan metode penghitungan penghasilan proxy manajemen.

Industri perbankan mempunyai regulasi ketat yang digunakan untuk pengawasan dan disiplin manajer. Bank Indonesia (BI) menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam penilaian status suatu bank (apakah bank tersebut merupakan bank yang sehat atau tidak). Oleh karena itu, manajer mempunyai intensif untuk melakukan manajemen laba agar perusahaan mereka dapat memenuhi kriteria yang diisyaratkan oleh Bank Indonesia (BI) (Rahmawati dan Baridwan, 2006)

Definisi Manajemen Laba

Manajemen laba (earnings management) didefinisikan sebagai suatu intervensi manajemen dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi (Schipper dalam Mohammad, Wasiuzzaman dan Zaini 2011).

Berdasarkan kenyataan yang ada, sering kali perhatian pengguna laporan keuangan hanya ditujukan kepada informasi laba, tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan. Hal ini mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen atas laba.

Menurut Scott (2011) “Earnings management is the choice by a manager of accounting policies so as to achieve some specific objective”. Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi untuk mengukur keuangan yang dapat dilakukan karena memang diperkenankan menurut peraturan akuntansi.

Definisi tersebut dapat dikaitkan bahwa earnings management merupakan suatu usaha kesenjangan yang dilakukan oleh pihak manajer untuk merekayasa atau mengubah angka dalam laporan keuangan tetapi masih di dalam batasan prinsip akuntansi guna memenuhi kepentingan pihak manajer.

Apabila laba menurun, maka laporan keuangan dimanipulasi sedemikian rupa agar laba terlihat lebih baik, sebaliknya laba dirasa terlalu tinggi maka laporan keuangan dimanipulasi agar laba terlihat lebih proposional.

Tujuan dan Manfaat Manajemen Laba

Watts dan Zimmerman (dalam Saiful, 2004) menyatakan bahwa tujuan dari manajemen laba antara lain untuk mendapatkan bonus dan kompensasi, mempengaruhi keputusan pemain pasar modal, menghindari pelanggaran perjanjian hutang, serta menghindari biaya politik.

Menurut Scott (2011), terdapat beberapa motivasi manajemen laba antara lain:

  • Bonus Purpose, yaitu manajer akan bertindak secara oportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.
  • Political Motivation, yaitu pengurangan laba yang dilaporkan pada perusahaan publik karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan lebih ketat.
  • Taxation motivation, yaitu motivasi atas penghematan pajak.
  • Penggantian CEO, yaitu menaikan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka sebelum masa pensiun.
  • Initial Public Offerings (IPO), yaitu melakukan manajemen laba dalam prospektus dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.
  • Pentingnya memberikan informasi kepada investor.

 

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Earnings Management)

Ada beragam faktor yang mempengaruhi manajer dalam mengambil risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena risiko itu sendiri sangat beragam.

Dalam penelitian Mohammad, Wasiuzzaman dan Zaini (2011) mengindikasi bahwa risiko yang dihadapi perusahaan yang diukur berdasarkan proksi risiko operasional sebagai varian dari pendapatan perusahaan dan risiko sistematik merupakan risiko yang dianalisis untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan manajemen. Selain itu, risiko total juga dapat dianalisis untuk mengukur pencapaian tingkat laba yang diinginkan perusahaan.

Pencapaian tingkat laba yang diinginkan perusahaan perbankan tidak terlepas dari rasio minimum jumlah modal yang harus dipenuhi bank dalam penyediaan modalnya

Perusahaan yang penyediaan modalnya rendah mencatat tingkatan yang rendah pula terhadap loan loss provisions (Kim dan Kross dalam Abaoub, Homrani dan Gamra, 2013). Abaoub, Homrani dan Gamra (2013) juga mengatakan bahwa terdapat beberapa bank yang cenderung mengurangi ketidakstabilan laba dengan mengurangi laba pada periode bank memiliki kinerja yang baik dan meningkatkan laba pada periode di mana perusahaan mencatat kinerja yang rendah.

Dengan kata lain, earnings management dilakukan dengan  memanipulasi loan loss provisions untuk menunjukan tingkat laba yang diinginkan pada suatu periode.

Selain resiko yang dihadapi perusahaan dan loan loss provision yang berkaitan dengan earnings management, dividend per share juga memiliki kaitan dalam menentukan earnings management. Manajemen laba timbul sebagai dampak dari teori keagenan di mana adanya ketidakselarasan kepentingan antara pihak manajemen dengan pemegang saham. Ketika pemegang saham menilai kinerja perusahaan berdasarkan nilai laba, mereka berpendapat kestabilan laba akan mempengaruhi kestabilan dividen.

Akibatnya pihak manajemen termotivasi untuk memanipulasi laporan keuangan untuk kepentingan sendiri. Sementara itu, perusahaan cenderung untuk mengatur laba yang lebih tinggi ketika laba yang diperoleh perusahaan lebih rendah dari tingkat yang diharapkan dari dividen. Perusahaan mulai berfokus untuk meningkatkan labanya dan mengurangi pembayaran dividen yang tercermin pada dividend per share (Abaoub, Homrani dan Gamra, 2013).

Oke Sob, demikianlah bahasan kami mengenai pengertian dan faktor faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Semoga bermanfaat dan sukses selalu (bisnisan.id).

Posting Komentar untuk "Pengertian dan Faktor Faktor Manajemen Laba "