Anda yang Ingin Investasi Logam Mulia Emas ? Ini Rambu-Rambunya !
Walau investasi logam mulia emas sudah lama dikenal, namun dalam beberapa tahun belakangan jenis investasi ini tampak sedang ngetren. Semua dipicu karena pergerakan harga emas yang cenderung naik, sehingga terdapat selisih yang sangat besar saat membeli dan menjual.
Dibandingkan jenis investasi lain, seperti saham atau reksadana, banyak orang menganggap bahwa investasi emas gampang: ada uang, beli, lalu endapkan sampai harganya melebihi harga pembelian. Benarkah demikian?Simak rambu-rambu investasi emas dari Endy J.
Kurniawan, penulis buku Think Dinar, berikut ini:
Jangan lihat hasil akhir saja. Ada aspek risiko, aksesibilitas, kemampuan lindung aset dan
likuiditas yang harus dipertimbangkan. Ini juga berlaku untuk semua jenis
investasi.
Jangan asal investasi, tentukan tujuan. Ada tiga tujuan investasi emas, yaitu untuk tabungan atau hedging,
dana darurat, atau untuk rencana jangka panjang. Bisa juga untuk mendapatkan
dana segar. Masing-masing tujuan investasi emas punya konsekuensi, karena itu
sesuaikan dengan kemampuan.
Jangan kehilangan fisiknya. Salah satu kesaktian emas adalah likuiditasnya. Fungsi likuiditas
mustahil berfungsi kalau Anda tidak memegang fisik emasnya. Karena itu pastikan
fisik emas dipegang atau menjadi sepenuhnya milik Anda, meski dalam posisi
dititipkan.
Jangan spekulasi. Spekulasi
ini bermakna banyak. Bisa skema beli-gadai bertingkat atau lazim disebut
berkebun emas, atau diputar di derivatif berkedok emas. Terlalu berisiko untuk
pemula. Meski rata-rata tetap di atas kenaikan 20% per tahun, sebagaimana harga
komoditas lain dan return di berbagai jenis investasi, harga emas naik
dan turun.
Jangan lihat grafik jangka pendek. Lebih baik jangka panjang, jika telah memutuskan berinvestasi di
emas. Misalnya, untuk proteksi aset dan rencana jangka panjang.
Jangan membabi buta. Saking semangatnya, banyak orang yang merasa harus menghijrahkan
seluruh dana mereka ke emas. Padahal jikalau dana tersebut akan digunakan dalam
jangka waktu di bawah satu tahun, jangan memaksakan diri untuk membeli emas.
Lebih baik menyiapkan dana tunai saja. Konversikan hanya uang tunai Anda yang
tidak akan digunakan dalam waktu satu tahun ke depan dalam bentuk emas.
Jangan investasikan emas dalam bentuk yang
tak lazim, seperti granule atau emas lokal
bongkahan. Karena pasarnya terbatas, maka kurang likuid. Koin emas (dinar) dan
batangan masih jadi pilihan yang likuid secara nasional bahkan internasional.
Emas lokal boleh digunakan asalkan memiliki bentuk yang standar atau
berasal dari pabrikan. Emas berbentuk bongkah atau granule lebih cocok
untuk jual-beli dari atau ke industri atau perajin.
Jangan investasi emas perhiasan. Perhiasan hanya untuk keperluan fashion, bukan investasi.
Ongkos pembuatan yang harus kita bayar ketika beli relatif besar, namun saat
menjualnya cenderung turun, bahkan hilang.
Jangan menimbun. Sebaik-baiknya
harta adalah yang berputar. Walau demikian definisi menimbun itu relatif. Tak
adil jika menabung Rp 200 juta, dalam bentuk tabungan atau deposito, tidak disebut menimbun,
sementara menyimpan 100 gram emas dikatakan menimbun. Padahal masing-masing
punya konsekuensi. Zakat harus dikeluarkan kalau harta tersimpan. Manfaat
ekonomi-sosial akan diperoleh jika harta Anda berputar. Tunaikan saja setiap
konsekuensinya.
Jangan ragu-ragu. Dengan
kesadaran bahwa harga emas naik dalam jangka panjang, dana menganggur minimal
setahun jika Anda konversikan ke emas akan baik hasilnya. Konversi ini bisa
berasal dari tabungan atau deposito yang hasilnya kurang menjanjikan.
Nah, juka Anda yang Ingin Investasi Logam Mulia Emas ingat rambu-rambu invesatasi di atas ya agar investasi Anda semakin optimal dengan hasil yang maksimal. Salam sukses selalu (bisnisan.id).
Posting Komentar untuk "Anda yang Ingin Investasi Logam Mulia Emas ? Ini Rambu-Rambunya !"