Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Tahap Tahap Siklus Akuntansi

Daftar Isi [Tampil]

 

Pengertian dan Tahap Tahap Siklus Akuntansi

Pengertian dan Tahap Tahap Siklus Akuntansi - Dalam akuntansi terdapat siklus akuntansi yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pelaporan informasi ekonomi. Definisi siklus akuntansi, yang dikemukakan Michell Suharli (2006) bahwa pengertian Siklus akuntansi adalah urutan transaksi, peristiwa, aktivitas, dan proses dari awal sampai akhir dimulai dari awal seperti lingkaran yang tidak akan pernah putus.”

Sedangkan pengertian siklus akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap  (2003) dalam bukunya Teori Akuntansi bahwa “Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini, maka diinput ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.”

Kesimpulan dari kedua definisi di atas, siklus akuntansi merupakan suatu proses pengolahan data yang terdiri dari urutan transaksi yang berdasarkan bukti transaksi, sehingga dapat menghasilkan informasi laporan keuangan.

Siklus akuntansi adalah serangkaian langkah atau tahap yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencatat, mengklasifikasikan, menganalisis, dan melaporkan transaksi keuangan mereka. Siklus akuntansi merupakan fondasi dari sistem akuntansi yang efektif dan digunakan oleh perusahaan untuk menjaga catatan keuangan yang akurat, mengikuti peraturan akuntansi yang berlaku, dan membuat keputusan bisnis yang tepat.

 

Tahap Tahap Siklus Akuntansi

Dalam siklus akuntansi terdapat tahap-tahap proses pengolahan data, yang saling berurutan hingga menghasilkan suatu informasi keuangan. Tahap-tahap dalam siklus akuntansi menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2005) dalam modulnya Pengantar Akuntansi I adalah sebagai berikut :

A.   Tahap Pencatatan                  

·        Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi

·        Pencatatan dalam jurnal (buku harian)

·        Pemindah-bukuan ke buku besar

B. Tahap Pengihtisaran

·        Pembuatan neraca saldo (trial balance)

·        Jurnal penyesuaian

·        Neraca saldo disesuaikan

·        Perhitungan rugi laba dan neraca

·        Penyusunan laporan keuangan

·        Jurnal penutup

·        Pembuatan neraca saldo penutup

·        Jurnal pembalik.

Sedangkan menurut Michell Suharli (2006) dalam bukunya Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang, yang mengemukakan tentang tahap siklus akuntansi adalah :

A.   Tahap pencatatan

·        Jurnal

·        Buku besar

·        Neraca saldo

B.   Tahap pengikhtisaran

·        Jurnal penyesuaian

·        Jurnal pembalik

·        Neraca lajur

C.    Tahap pelaporan

·        Laporan keuangan

·        Jurnal penutup

·        Neraca saldo setelah penutupan.

  

Penjelasan Tahap Tahap Siklus Akuntansi

Adapun penjelasan dari uraian siklus akuntansi di atas dapat kita rangkum sebagai berikut.

  1. Identifikasi Transaksi: Tahap pertama dalam siklus akuntansi adalah identifikasi transaksi. Transaksi ini mencakup semua aktivitas keuangan yang terjadi dalam perusahaan, seperti pembelian barang atau jasa, penjualan produk atau layanan, pembayaran utang, dan penerimaan pendapatan. Identifikasi transaksi adalah langkah awal dalam mencatat kegiatan keuangan yang akan dibukukan dalam jurnal akuntansi.
  2. Analisis Transaksi: Setelah transaksi diidentifikasi, tahap berikutnya adalah analisis transaksi. Pada tahap ini, akuntan harus mengumpulkan informasi yang cukup tentang setiap transaksi untuk memahami implikasinya terhadap keuangan perusahaan. Analisis transaksi ini melibatkan pemahaman tentang jenis transaksi, tanggal, jumlah uang yang terlibat, dan akun yang terlibat.
  3. Pengumpulan Bukti Pendukung: Dalam tahap ini, perusahaan harus mengumpulkan bukti pendukung atau dokumentasi yang mendukung transaksi tersebut. Ini dapat berupa faktur, kwitansi, kontrak, atau dokumen lain yang membuktikan bahwa transaksi tersebut sah dan terjadi. Pengumpulan bukti pendukung adalah langkah penting untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan benar dan tidak ada kecurangan atau ketidaksetiaan yang terjadi.
  4. Merekam Transaksi dalam Jurnal: Setelah transaksi diidentifikasi, dianalisis, dan bukti pendukungnya dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mencatat transaksi dalam jurnal akuntansi. Jurnal adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis. Setiap entri jurnal mencakup tanggal transaksi, deskripsi transaksi, akun yang terlibat, dan jumlah yang terlibat. Ini adalah langkah kunci dalam siklus akuntansi karena merupakan dasar dari semua pencatatan keuangan selanjutnya.
  5. Posting ke Buku Besar Umum: Setelah transaksi dicatat dalam jurnal, langkah berikutnya adalah posting ke buku besar umum. Buku besar umum adalah daftar semua akun yang digunakan oleh perusahaan, dan setiap akun memiliki saldo awal yang diambil dari periode sebelumnya. Posting melibatkan transfer informasi dari jurnal ke buku besar umum, yang mengubah saldo setiap akun berdasarkan transaksi yang relevan.
  6. Penyesuaian Akun: Setelah transaksi utama dicatat dan diposting, langkah selanjutnya adalah penyesuaian akun. Penyesuaian diperlukan untuk memperbarui catatan keuangan agar mencerminkan kondisi aktual perusahaan pada akhir periode akuntansi. Ini melibatkan akuntan dalam mengidentifikasi transaksi yang belum tercatat atau yang tercatat dengan salah, serta menghitung depresiasi, amortisasi, atau pengakuan pendapatan yang belum direalisasi. Penyesuaian juga dapat termasuk menghitung kerugian piutang atau persediaan yang tidak dapat dipulihkan.
  7. Penyusunan Neraca dan Laporan Laba Rugi: Setelah penyesuaian akun selesai, perusahaan dapat menyusun neraca dan laporan laba rugi. Neraca mencerminkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik perusahaan pada akhir periode akuntansi, sementara laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dan biaya selama periode tersebut. Kedua laporan ini memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu.
  8. Penutupan Buku Besar: Setelah laporan keuangan disusun, langkah selanjutnya adalah menutup buku besar. Penutupan buku besar adalah proses yang dilakukan pada akhir periode akuntansi untuk menutup semua akun pendapatan dan biaya, sehingga saldo akun tersebut nol dan siap untuk memulai periode akuntansi baru. Hal ini dilakukan agar laporan laba rugi hanya mencerminkan kinerja keuangan periode tersebut.
  9. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir: Setelah buku besar ditutup, perusahaan dapat menyusun laporan keuangan akhir, yang mencakup neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan ini memberikan gambaran lengkap tentang kinerja dan posisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini penting bagi pemilik, investor, dan pihak lain yang tertarik untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
  10. Audit dan Verifikasi: Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah audit dan verifikasi laporan keuangan oleh pihak eksternal atau internal. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disiapkan dengan benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Hasil audit dapat digunakan untuk memvalidasi keabsahan laporan keuangan dan memberikan keyakinan kepada pihak eksternal tentang keuangan perusahaan.

Siklus akuntansi merupakan proses yang berkelanjutan, dan langkah-langkah ini diulang setiap periode akuntansi, yang biasanya adalah satu bulan, satu kuartal, atau satu tahun, tergantung pada kebijakan perusahaan. Siklus ini membantu perusahaan untuk mengikuti peraturan akuntansi yang berlaku, menyediakan informasi keuangan yang akurat dan relevan, serta membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Dengan menjalankan siklus akuntansi dengan baik, perusahaan dapat mengelola keuangan mereka secara efektif, mendukung pertumbuhan, dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan.

Semoga bermanfaat (bisnisan.id).

Posting Komentar untuk "Pengertian dan Tahap Tahap Siklus Akuntansi"