Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Faktor Utama Bikin Silicon Valley Bank Bangkrut Menurut Bos BCA

Daftar Isi [Tampil]

3 Faktor Utama Bikin Silicon Valley Bank Bangkrut Menurut Bos BCA




Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, baru-baru ini menjadi pembicara dalam Fortune Indonesia Summit (FIS) 2023 di Jakarta. Dalam acara tersebut, Jahja mengungkapkan tiga kesalahan yang dilakukan oleh Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan bank tersebut mengalami kebangkrutan. 


Artikel ini akan membahas secara detail ketiga kesalahan tersebut dan dampak yang ditimbulkan dari kesalahan-kesalahan tersebut.


Hanya Menerima Nasabah Besar


Menurut Jahja, kesalahan pertama yang dilakukan oleh SVB adalah hanya menerima nasabah-nasabah besar. Dalam hal ini, SVB harus menyediakan dana yang besar apabila nasabah-nasabah besar tersebut keluar. Hal ini menjadi masalah bagi SVB ketika terjadi gejolak di pasar dan banyak nasabah besar yang memilih untuk keluar.


Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa hal ini menunjukkan betapa pentingnya diversifikasi nasabah bagi sebuah bank. Bank tidak seharusnya hanya bergantung pada nasabah-nasabah besar, tetapi juga harus memperhatikan nasabah-nasabah kecil dan menengah.


Dengan begitu, jika terjadi gejolak di pasar atau nasabah besar keluar, bank masih dapat bertahan dengan nasabah-nasabah kecil dan menengah yang lebih stabil.


Menerima Uang dari Start Up Yang Belum stabil


Dalam acara Fortune Indonesia Summit (FIS) 2023, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), menyebutkan bahwa ada tiga kesalahan yang menyebabkan Silicon Valley Bank (SVB) mengalami kebangkrutan. Kesalahan kedua menurut Jahja adalah menerima uang atau simpanan dari perusahaan teknologi finansial (fintech company) dan startup yang belum stabil secara perusahaan.


Jahja mengungkapkan bahwa menerima simpanan dari perusahaan yang belum stabil dapat memperbesar risiko dan merugikan bank jika terjadi kegagalan pada perusahaan tersebut. Meski demikian, Jahja menilai hal tersebut sebenarnya bukanlah kesalahan, namun merupakan keputusan yang harus diambil oleh setiap bank dengan risiko yang harus dihitung dengan cermat.


Terlalu Percaya Pada Wholesale


SVB melakukan kesalahan dengan terlalu percaya pada obligasi terpercaya, khususnya US Treasury. Jahja menyebutkan bahwa meskipun US Treasury memiliki risiko kredit yang rendah, SVB lupa bahwa mereka menerima pembiayaan besar dari wholesale. Dalam hal ini, perusahaan yang memberikan pembiayaan besar biasanya meminta bunga yang lebih tinggi.


Hal ini menjadi masalah bagi SVB ketika terjadi kenaikan suku bunga dan perusahaan wholesale menuntut bunga yang lebih tinggi, sehingga membuat SVB kesulitan dalam membayar bunga tersebut. Kesalahan ketiga SVB ini merupakan contoh nyata bagaimana risiko investasi tidak hanya terbatas pada perusahaan teknologi finansial dan startup, tetapi juga dapat terjadi pada investasi yang dianggap aman seperti sekuritas pemerintah.




Posting Komentar untuk "3 Faktor Utama Bikin Silicon Valley Bank Bangkrut Menurut Bos BCA"