Mengembangkan Sikap Optimis Sepanjang Waktu
Semua orang ingin sehat secara fisik. Juga
ingin sehat secara mental. Ukuran sejati dari “kesehatan mental” adalah
seberapa optimis pandangan Anda tentang diri Anda dan kehidupan Anda. Pelajari bagaimana
mengontrol pikiran Anda dengan cara yang sangat khusus sehingga Anda merasa
hebat tentang diri Anda dan kondisi Anda, tidak peduli apa yang sedang terjadi.
1. Kontrol Reaksi Anda
Ada tiga perbedaan di dalam reaksi orang yang
optimis dan pesimis. Perbedaan pertama adalah orang optimis
melihat kemunduran sebagai sesuatu yang bersifat sementara, sedangkan pesimis
melihatnya sebagai sesuatu yang permanen.
Orang optimis melihat suatu peristiwa malang,
seperti order yang menurun atau penjualan yang gagal, sebagai peristiwa
temporer, sesuatu yang muncul sementara waktu namun tidak memiliki dampak pada
masa depan. Orang pesimis, di sisi lain, melihat kejadian negatif sebagai hal
yang permanen, atau bagian dari kehidupan dan takdir.
2. Isolasi Insiden
Perbedaan kedua antara
orang optimis dan pesimis adalah orang optimis melihat kesulitan hanya
sebagai sesuatu yang spesifik, sedangkan pesimis melihatnya sebagai sesuatu
yang berhubungan. Maksudnya apabila terjadi suatu kesalahan, orang optimis
melihat peristiwa tersebut sebagai sebuah insiden yang terpisah atau tidak
terkoneksi dengan hal-hal lain yang terjadi dalam hidupnya. Hanya terjadi di
satu sisi kehidupan, tidak perlu membesar-besarkan ke hal-hal lainnya.
3. Kemunduran itu bersifat Sementara
Jika suatu waktu apa yang Anda rencanakan
ternyata gagal terwujud dan Anda kemudian sempat menganggap kejadian itu
sebagai ketidakberuntungan, namun setelahnya menganggap kegagalan tadi hanya
sebuah event yang memang wajar sesekali terjadi dalam perjalanan hidup dan
bisnis, maka Anda sedang bereaksi seperti seorang optimis.
Orang pesimis, di sisi lain, melihat kegagalan
atau kekecewaan sebagai sesuatu yang dalam, menganggapnya sebagai suatu
indikasi adanya masalah atau kekurangan yang meliputi segala bidang kehidupan
mereka.
4. Don’t Take Failure Personally
Perbedaan ketiga antara
orang optimis dan pesimis adalah orang optimis melihat peristiwa/kejadian
sebagai faktor eksternal, sedangkan pesimis menginterpretasikan peristiwa
sebagai hal yang pribadi. Ketika terjadi kemunduran, orang optimis akan
cenderung melihat kemunduran sebagai akibat dari faktor eksternal yang berada
diluar kendali.
Misalnya, jika orang optimis mobilnya disalib
secara tidak sopan dijalan, bukannya marah atau kesal, ia hanya akan menurunkan
tingkat kepentingan kejadian tersebut dengan mengatakan sesuatu seperti, “Oh,
mungkin orang tadi sedang buru-buru atau baru mengalami hari buruk.”
Orang pesimis di sisi lain, memiliki
kecenderungan untuk mengambil segala sesuatu secara pribadi. Jika orang pesimis
disalib kendaraannya waktu dijalan, ia akan bereaksi seolah-olah pengemudi lain
telah sengaja bertindak untuk memancing kemarahan dan membuatnya frustrasi.
5. Tetap Tenang dan Objektif
Ciri dari pribadi yang sepenuhnya dewasa, sepenuhnya
dalam kendali, dan pandai dalam aktualisasi diri adalah kemampuan untuk
bersikap objektif dan tidak mudah emosional ketika terjebak dalam badai yang
tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang superior memiliki
kemampuan untuk terus berbicara kepada dirinya sendiri dalam bentuk yang
positif dan optimis, menjaga pikirannya tetap tenang, jelas dan benar di bawah
kendali.
Pribadi yang matang biasanya lebih rileks dan
sadar, serta mampu melihat peristiwa dengan lebih realistis dan tidak mudah
emosi daripada pribadi yang belum dewasa. Maka itulah, orang dewasa memiliki
tingkat kepekaan dan pengaruh yang jauh lebih tinggi terhadap lingkungannya,
serta lebih kecil kemungkinannya untuk marah, merasa kesal, atau terganggu.
Orang yang superior memiliki kemampuan
untuk terus berbicara kepada dirinya sendiri dalam bentuk yang positif dan
optimis, menjaga pikirannya tetap tenang, jelas dan benar di bawah kendali.
Pribadi yang matang biasanya lebih rileks dan sadar, serta mampu melihat
peristiwa dengan lebih realistis dan tidak mudah emosi daripada pribadi yang
belum dewasa.
6. Ambil Jarak
Pandanglah kemunduran yang Anda alami sebagai
sesuatu yang bersifat sementara, spesifik dan eksternal. Lihatlah situasi
negatif sebagai suatu peristiwa tunggal yang tidak berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa lainnya, sebagai hal yang disebabkan faktor-faktor di mana
Anda hanya memiliki sedikit kontrol terhadapnya (faktor alam). Anda harus
menolak menganggap kemunduran yang Anda alami sebagai suatu hal yang permanen, apalagi
sebagai tanda dari ketidakmampuan pribadi yang menyebabkan Anda kurang percaya
diri untuk menghadapi tantangan ke depan.
Putuskanlah untuk menjadi orang yang optimis,
tidak peduli apa yang terjadi. Anda mungkin tidak mampu mencegah peristiwa
negatif terjadi, tetapi Anda dapat mengendalikan cara Anda bereaksi
terhadapnya.
7. Latih Pikiran Anda
Di sini tersedia 3 tiga tindakan yang dapat
Anda segera ambil untuk mengembangkan pikiran optimis ke dalam bentuk tindakan:
·
Pertama, ingatkan diri Anda terus-menerus bahwa kemunduran bersifat sementara,
mereka akan segera menjadi masa lalu Anda dan tidak seserius yang Anda pikirkan
(jangan lebay).
·
Kedua,
pandanglah setiap masalah sebagai sebuah peristiwa spesifik, yang tidak
terhubung ke peristiwa lainnya serta tidak menunjukkan pola apapun soal diri
Anda. Berhentilah memusingkan kemunduran / kegagalan dan lanjutkanlah kehidupan
Anda.
·
Ketiga,
apabila muncul masalah, biasanya mereka juga diakibatkan oleh berbagai
peristiwa eksternal. Katakanlah kepada diri Anda sendiri, “Apabila tidak dapat
diperbaiki harus ditabahkan.” Belajarlah untuk melepaskan dan tetap fokus pada
tujuan Anda.
Semoga artikel mengembangkan sikap
optimis ini bermanfaat bagi Anda. (bisnisan.id)
Posting Komentar untuk "Mengembangkan Sikap Optimis Sepanjang Waktu"