Masalah Perbedaan Analisis Rasio
Masalah
Perbedaan Analisis Rasio - Laporan perusahaan
yang melakukan penggabungan usaha pada akhirnya akan dianalisis oleh para
analis. Di sinilah muncul masalah apabila penggabungan usaha menggunakan
metode purchase. Pada metode pooling, tidak ada
distorsi masa lalu karena data keuangan kedua perusahaan digabung begitu saja
sesuai dengan nilai historis. Dengan demikian tidak menimbulkan masalah
komparabilitas.
Masalah komparabilitas muncul pada metode
penggabungan dengan purchase. Metode purchase menyaratkan
adanya penggunaan nilai wajar untuk target sebelum digabung, sementara catatan
target sebelumnya menggunakan historis. Pada saat tahun pertama merger akan
terjadi masalah komparabilitas. Rasio yang berbasis pada aset dan utang akan
terpengaruh oleh adanya pilihan metode purchase.
Dalam perhitungan current ratio,
pooling berbeda dengan purchase. Sementara dalam
perhitungan debt to equity ratio, dua metode juga menghasilkan
angka yang berbeda ditambah dengan perbedaan antar purchase apabila
menggunakan instrumen keuangan yang berbeda. Purchase dengan penerbitan saham menghasilkan debt to equity ratio yang
lebih konservatif. Sementara purchase yang didanai dengan utang jangka
panjang membuat debt to equity menjadi lebih buruk.
Minority lnterest
Minority interest (kepentingan
minoritas) sering disalahartikan sebagai pemegang saham minoritas suatu
perusahaan. Kenyataan seperti ini sering ditemui mereka yang belum mengenal
laporan keuangan konsolidasi. Pengertian minority interest yang
benar adalah pemegang saham minoritas di anak perusahaan yang terkonsolidasi
laporan keuangannya. Jadi minority interest hanya muncul
apabila:
·
Perusahaan induk memiliki kurang
dari 100%, tetapi lebih dari 50%
·
Laporan perusahaan anak dan induk
dikonsolidasikan
Untuk memperjelas uraian di atas, di sini akan
digunakan ilustrasi sebuah perusahaan dengan nama Rajawali Holding yang
dimiliki oleh dua pihak, yaitu:
·
Delta, memiliki saham 70%, dan
·
Beta, memiliki saham 30%
Setelah beroperasi sekian lama, kemudian
Rajawali mengembangkan usahanya dengan membeli perusahaan bernama Pipit
sebanyak 80% saham dengan nilai 4.000. Sementara itu sisa 20% saham senilai
1.000 dimiliki oleh Charlie. Gambar 5.4 di bawah dapat mempermudah penjelasan
di atas.
Jadi terlihat di sini yang disebut
sebagai minority interest adalah Charlie yang memiliki saham
20% di Pipit. Ketika dikonsolidasikan, posisi Charlie terhadap Rajawali adalah
bukan sebagai pemegang saham Rajawali. Charlie tetaplah sebagai pemegang saham
minoritas di Pipit. Hanya saja karena ikut terkonsolidasi, maka hak Charlie terhadap
Pipit yang terkonsolidasi dengan Rajawali dimunculkan dengan minority interest
pada sisi kewajiban di laporan keuangan konsolidasi Rajawali.
Kemunculan minority interest di
neraca akan diikuti di laba-rugi untuk perhitungan hak atas labanya. Contoh berikutnya
di bawah ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jauh mengenai bagaimana
terjadinya laporan keuangan konsolidasi. Proses penyusunan laporan konsolidasi
pada dasarnya cukup rumit yang merupakan tugas akuntan. Penjelasan ini lebih
dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang riil bagaimana munculnya pos minority
interest di neraca dan laba-rugi.
Berikut kelanjutan penjelasan dari ilustrasi
sebelumnya disertai dengan angka. Rajawali membeli saham 80% Pipit. Nilai aset
Pipit adalah 12.000 dan nilai utang Pipit adalah 7.000. Dengan demikian nilai
ekuitas dari Pipit adalah 5.000. Untuk mudahnya dianggap nilai buku dan nilai
pasarnya adalah sama. Dengan demikian kepemilikan Rajawali di Pipit adalah
4.000 (80% x 5.000), sementara saham lainnya sebesar 20% dimiliki oleh Charlie
dengan nilai 1.000.
Kolom 3 menunjukkan investasi Rajawali di
Pipit sebesar 4.000, kas Rajawali berkurang 4.000 karena digunakan untuk
membeli Pipit. Total asetnya tidak berubah sebesar 40.000. Kolom 4 menunjukkan
apabila laporan keuangan Pipit dikonsolidasikan. Masing-masing nilai pos aset
dijumlahkan dari kolom 2 dan 3. Sementara itu investasi sebesar 4.000
dieliminasi, karena sudah diwakili dengan aset dari Pipit yang dijumlahkan.
Sebagai catatan hak Rajawali terhadap Pipit tetaplah 80%.
Langkah berikutnya adalah menjumlahkan seluruh
utang dari kolom 2 dan 3. Pada langkah ini tidak ada penyesuaian tambahan.
Sementara itu nilai modal saham dan saldo laba diambil dari kolom 3 saja.
Karena saham yang dimiliki Rajawali hanya 80%, maka 20% dari aset Pipit
merupakan hak dari Charlie, sementara Charlie bukan pemilik dari Rajawali, maka
dibuatlah pos minority interest, yaitu 1.000. Demikianlah
terjadinya pos minority interest di neraca konsolidasi.
Minority interest berhak
atas aset dan berhak pula atas bagian laba. Dengan demikian Charlie sebagai
minority interest berhak atas laba yang diperoleh Pipit.
Kita lihat kolom 1 sampai dengan baris laba
bersih. Jatah Rajawali terhadap laba Pipit adalah 80%, yaitu 1.600. Jumlah
tersebut tercatat di laporan Rajawali apabila menggunakan metode equity seperti di kolom 2. Apabila terkonsolidasi, maka dengan
sendirinya nilai laba bersih Pipit sudah tergabung di dalam laporan konsolidasi
di kolom 3. Justru jumlah laba yang diperoleh harus dikeluarkan sejumlah hak
minoritas Charlie sebanyak 20% sebesar 400, yaitu 20% dari 2.000.
Sebagai tambahan ilustrasi arus kas dapat
dilihat pada baris laba bersih sampai terbawah. Pada tahun tersebut Pipit
menerima pinjaman sebesar 700 dari Rajawali dan membagikan dividen sebesar 500.
Pada baris kas dari operasi kolom 2 muncul angka 10.400, yang merupakan
penjumlahan dari laba operasi 10.000 dengan dividen yang diterima sebanyak 400,
yaitu 80% dari 500.
Sementara pada laporan keuangan konsolidasi
muncul kas dari operasi sebesar 12.000. Selisih antara pos ini di kolom 3 dan 2
adalah adanya equity income sebesar 1.600. Sementara kas dari
afiliasi, posisi antara Rajawali dengan metode equity dan
Pipit, saling terbalik. Yang satu sebagai penerima dan yang satunya lagi sebagai
pemberi pinjaman. Akan tetapi pada laporan konsolidasi pos tersebut saling
mengeliminasi. Pos dividen dibayar pada kolom 3 merupakan pembayaran dividen
kepada Charlie sebesar 20% dari 500. (bisnisan.id)
Posting Komentar untuk "Masalah Perbedaan Analisis Rasio"