Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Meningkatkan Motivasi Karyawan Yang Tidak Produktif Dengan Teori Maslow

Daftar Isi [Tampil]

Cara Meningkatkan Motivasi Karyawan - Suatu kali saya pernah merekrut seorang yang baru saja lulus dari perguruan tinggi untuk menjadi salah satu anak buah saya. "Fresh graduate" demikian biasa orang menyebutnya. Tidak memiliki pengalaman kerja dan pengetahuan yang minim tentang perusahaan tempat saya bekerja ini.

Kira-kira dibutuhkan 6 bulan lebih untuk ia benar-benar dapat menguasai pekerjaannya dengan baik. Setelah 6 bulan ia sudah dapat mengerti akan job descriptionnya serta peraturan dan ketentuan yang berlaku. Ia termasuk karyawan yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Setelah hampir 2 tahun ia bekerja kemudian ia mengundurkan diri karena keinginannya untuk melanjutkan kuliahnya.

Sebagai penggantinya, maka seorang karyawan yang sudah empat tahun bekerja dirotasi ke dalam tim saya. Mengingat pengalaman kerjanya yang sudah empat tahun, saya merasa tenang. Saya beranggapan bahwa ia pasti dapat beradaptasi dengan baik oleh karena sudah sangat mengenal perusahaan ini dan segala peraturan yang berlaku dengan baik.

Cara Meningkatkan Motivasi Karyawan Yang Tidak Produktif Dengan Teori Maslow

Namun kenyataannya berbeda, hingga enam bulan pertama, ia belum juga dapat menguasai job descriptionnya dengan sempurna. Ia sering melakukan kesalahan dan sangat lamban dalam menyelesaikan pekerjaan. Seakan-akan ia tidak memiliki sesuatu yang dapat men-drive ia bekerja. Terkadang saya menjadi bingung sendiri akan apa dan bagaimana cara ia menyelesaikan pekerjaannya. Lebih dari satu tahun ia menjadi anggota tim saya kemudian ia kembali dirotasi ke area yang lain.

Demikianlah sering kita dengar orang berpendapat bahwa lebih baik memiliki satu orang karyawan tanpa pengalaman namun memiliki motivasi yang jelas dari pada memiliki satu orang karyawan berpengalaman tanpa motivasi. Mengapa demikian? Hal ini tentu disebabkan oleh karena adanya kaitan yang erat antara motivasi dan pencapaian tujuan.

Apa Itu Maotivasi Karyawan ?

Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai suatu kekuatan yang dapat mendorong manusia untuk mencapai tujuannya. Adapun tujuan yang dimiliki manusia pada dasarnya adalah meminimalkan  “penderitaan” dan memaksimalkan “kesenangan”.

Seorang karyawan yang memiliki motivasi akan bekerja dengan segenap hati untuk mencapai tujuannya. Katakanlah tujuan yang dimilikinya adalah mendapatkan penghargaan dari atasan guna mencapai karier yang lebih tinggi. Maka ia akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya secara sempurna sehingga si atasan dapat melihat bahwa ia memiliki kapasitas untuk dipercayakan tanggung jawab yang lebih.

Di sisi yang lain, seorang karyawan yang memiliki motivasi kerja untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman, juga akan bekerja dengan segenap hati untuk memperoleh ilmu serta pengalaman yang sebanyak-banyaknya.

Berbeda dengan seorang karyawan yang tidak memiliki motivasi apa pun, maka ia tidak akan mengejar apa-apa dan tidak akan memiliki target apa pun sehingga pekerjaan pun tidak akan selesai dengan maksimal dan dengan waktu yang singkat. Hal ini tentu akan sangat merugikan si pemberi kerja.

 

Teori Motivasi Abraham Maslow

Abraham Maslow (1943-1970) dalam teorinya menjelaskan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok yang dapat digambarkan sebagai 5 tingkatan dalam bentuk piramida yang dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow (walaupun sebenarnya yang menggambarkan sebagai piramida adalah para ahli lain setelah Maslow).

Kebutuhan ini dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai kebutuhan psikologis yang lebih kompleks. Kebutuhan yang lebih kompleks akan muncul dengan sendirinya setelah kebutuhan yang lebih dasar terpenuhi baik secara penuh maupun secara sebagian.

1.    Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

2.    Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

3.    Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)

4.    Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)

5.    Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)


Cara Meningkatkan Motivasi Karyawan Berangkat dari Teori Maslow

Seperti yang sudah dijabarkan di atas bahwa memiliki motivasi adalah salah satu hal kunci dalam kesuksesan pencapaian tujuan maka dengan demikian pihak pemberi kerja sangat dirasa perlu untuk meningkatkan motivasi dari karyawan. Salah satunya pemberi kerja dapat berangkat dari teori Maslow di atas.

1.       Pemenuhan kebutuhan fisiologis

Oleh karena setiap karyawan memiliki kebutuhan fisiologis maka pihak manajemen perlu memperhatikan pemberian penghasilan bagi setiap karyawan. Perhatikan agar tidak ada keterlambatan serta pengurangan-pengurangan yang tidak perlu.

2.       Pemenuhan kebutuhan akan rasa aman

Beberapa contoh hal yang membuat karyawan merasa aman adalah ketika ia memiliki jaminan akan kesehatan baik atas dirinya maupun keluarganya, jaminan atas keselamatan atau jaminan atas hari tua. Hal ini juga akan memotivasi karyawan untuk tetap bekerja pada pemberi kerja yang memberi jaminan tersebut.

3.       Pemenuhan kebutuhan akan rasa diterima

Rasa diterima dapat ditimbulkan dengan tidak adanya gap yang terlalu jauh antara atasan dan bawahan. Adanya gap yang jauh akan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam kerja sama pekerjaan. Seseorang bisa saja mencoba bertahan dalam suatu lingkungan yang kurang nyaman ketika ia membutuhkan penghasilan. Namun begitu hal tersebut terpenuhi maka ia pun akan mencari tempat di mana ia dapat merasa nyaman.

4.       Pemenuhan kebutuhan akan penghargaan

Walau bagaimana pun setiap orang menginginkan pengakuan atas setiap hasil kerjanya. Hal ini dapat diberikan dalam bentuk pemberian kompensasi atas segala hasil usaha dan prestasi yang diberikan. Buatlah suatu penilaian yang terstruktur.

Misalnya, bila seorang karyawan dinilai sempurna dalam prestasi kerjanya, maka untuk tahun berikutnya ia akan memperoleh kenaikan gaji 15%. Sedangkan karyawan dengan nilai prestasi sangat baik akan mendapatkan kenaikan gaji 10% dan seterusnya. Oleh karena kebutuhan fisiologis yang terus meningkat, maka karyawan akan berusaha untuk mendapatkan penghasilan yang semakin tinggi.

5.       Pemenuhan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Ini merupakan tingkat yang kebutuhan yang tertinggi dari teori Maslow. Ketika seseorang telah tercukupi dalam ke-4 kebutuhan di atas maka ia pun akan membutuhkan aktualiasi diri dimana ia diakui sebagai seseorang yang memiliki kontribusi penting atas sebuah perusahaan.

 

Mulailah melakukan analisa atas tiap-tiap karyawan dari berbagai level dan lakukanlah identifikasi akan hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi karyawan. Peningkatan motivasi karyawan akan berbanding lurus dengan peningkatan keberhasilan perusahaan yang tentunya akan diikuti juga dengan peningkatan penghasilan perusahaan.


Demikianlah tips dan cara meningkatkan motivasi karyawan yang tidak produktif dengan teori Maslow yang bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain bahasan (bisnisan.id).

 

Posting Komentar untuk "Cara Meningkatkan Motivasi Karyawan Yang Tidak Produktif Dengan Teori Maslow"