Cara Membangun Kerjasama Tim yang Baik
Cara Membangun Kerjasama Tim yang Baik - Pemimpin hendaknya tidak menganggap diri mereka semata-mata hanya
sebagai Manajer, atau Supervisor, Penyelia, namun perlu melihatnya juga sebagai
“Tim Leader”. Memandang hanya dari kacamata sebagai Manajer atau
Supervisor memposisikan Anda di posisi kewenangan tradisional yang hanya
berdasarkan kedudukan/posisi, yang akhirnya hanya memandang dari sudut kekuatan
jabatan.
Inilah seringkali kesalahan yang dilakukan
oleh para manajer tingkat awal (bahkan sebagian manajer di lapisan atas), yaitu
memandang hanya dari sisi kewenangan jabatan.
Dengan mengetahui kecenderungan cara kerja
masing-masing individu dan apa yang memotivasi masing-masing anggota tim,
pengenalan anggota tim, Anda, sebagai individual, akan memperoleh kepercayaan
dan penghormatan yang sesungguhnya dari anggota tim (bukan sekedar karena
jabatan Anda). Mengapa demikian? Karena setiap individu unik dan tidak dapat
diperlakukan dengan sama.
Tentu saja maksud dari point ini bukan berlaku
tidak adil, justru dengan memperlakukan tiap-tiap individu secara berbeda
(dengan memperhatikan keadilan), membuat setiap individu berkembang sesuai
dengan pootensi yang dimiliki.
Tentu semua tidak terjadi begitu saja,
diperlukan langkah-langkah untuk menjadikan Anda sebagai Tim Leader yang
berhasil. Beberapa alat sederhana yang dapat dipergunakan seperti counseling,
perencanaan, sebagai persiapan tahap awal. Namun untuk membentuk suatu kelompok
menjadi tim memerlukan langkah tambahan lainnya. Inilah salah satu poin penting
bagaimana cara membangun kerja sama tim yang baik dalam perusahaan yang sering
terlupakan.
Hal ini berarti para karyawan di bawah Anda bukan hanya sekedar pengikut saja
(follower) yang tanpa kejelasan akan mengikuti Anda kemana pun Anda pergi,
namun lebih sebagai suatu kelompok yang mendukung secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama melalui ilmu dan kemampuan yang saling berbagi dan
mendukung satu dengan lainnya.
Apakah yang dimaksud dengan Tim?
Sebuah tim adalah sekelompok orang yang secara
bersama-sama mau untuk bekerja sama. Kerja sama ini untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
suatu pekerjaan dimana mereka setuju untuk bertanggung jawab bersama.
Sekelompok orang belum tentu merupakan sebuah
tim, sebuah tim harus merupakan sekelompok orang yang saling bergantung yang
bergerak maju untuk pencapaian atau keberhasilan dari tujuan bersama tertentu,
bukan hanya untuk kepentingan kenyamanan administratif saja. Suatu kelompok,
secara definisi, merupakan beberapa orang dengan hubungan yang beraneka ragam.
Anggota tim mempunyai komitmen satu
dengan yang lain untuk pengembangan pribadi dan juga pencapaian keberhasilan.
Komitmen itulah yang umumnya mengubahkan tim. Sebuah tim dapat melampaui
pencapaian sebuah kelompok dari yang diperkirakan jika dilakukan hanya oleh
masing-masing anggota tim. Artinya sebuah tim mempunyai efek sinergi, satu
tambah satu bukan dua tetapi lebih dari dua.
Model Mental Kerja Berbagi
Anggota tim tidak hanya bekerja sama di dalam aspek tugas
dan tujuan pekerjaan mereka, namun mereka juga saling berbagi untuk hal-hal
yang dianggap sebagai fungsi manajemen tradisional, seperti: perencanaan,
mengorganisasikan, menetapkan tujuan kinerja, menilai kinerja tim,
mengembangkan strategi mereka untuk menghadapi perubahan dan menjaga sumber
daya mereka sendiri.
Cara model mental kerja berbagi ini, membuat
anggota tim mengetahui kondisi rekan-rekannya dan membuat anggota tim dapat
memperkirakan dan mengetahui ekspektasi atas tugas tanggung jawab serta harapan
suatu tugas, yang pada akhirnya membuat mereka dapat melakukan
penyesuaian-penyesuaian dalam rangka menjaga kinerja tim secara efektif.
(Cannon-Bowers, Salas, & Converse, 1993).
Keuntungan-keuntungan Utama sebagai Tim
Mengapa memahami
bagaimana cara membangun kerjasama tim yang baik sangat penting bagi seorang
leader? Karena kerja sama tim kerja akan berdampak positif seperti berikut ini.
1.
Sebuah tim dapat memaksimumkan
sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Setiap anggota tim akan mendapat
pengarahan, bantuan, tuntunan dan dukungan dari anggota tim lainnya.
Keberhasilan maupun kegagalan dirasakan oleh semua anggota tim, bukan hanya
oleh seseorang saja. Kegagalan tidak disematkan hanya kepada anggota individual tertentu,
yang menyebabkan mereka mempunyai keberanian untuk mengambil kesempatan.
Keberhasilan dirasakan oleh semua anggota tim, hal ini akan sangat membantu
mereka mencanangkan dan mencapai keberhasilan lebih tinggi lagi, dan tambahannya,
kegagalan dipandang sebagai suatu pembelajaran (lesson learned)
2.
Hasil akhir sebuah tim umumnya
lebih baik dibandingkan dengan kinerja per individu, sekalipun mungkin banyak
tantangan yang harus dihadapi oleh tim. Hal ini karena efek sinergi dari tim.
3.
Ada sebuah proses peningkatan
secara terus menerus. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tugas, tanggung jawab, dan
tujuan yang lebih jelas dari masing-masing anggota dari tim. Untuk mendapat
perubahan yang jelas (real), Anda memerlukan pengetahuan, skill dan kemampuan
mereka. Saat mereka dibentuk sebagai sebuah tim, mereka tidak menjadi takut
atas apa yang bisa dilakukan. Motivasi personal akan didesak dipinggirkan untuk
menjadikan motivasi tim lebih tinggi sehingga berhasil.
4.
Kecepatan belajar dari
masing-masing anggota tim juga akan meningkat (dibandingkan jika harus belajar
sendiri), sehingga pada akhirnya baik secara tim maupun individu akan
mendapatkan manfaatnya.
5.
Membangun networking, sebuah tim
mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk membangun networking dibandingkan jika
harus melakukannya per individu.
6.
Adanya tingkat keamanan yang lebih
besar di dalam suatu tim, sehingga konsentrasi untuk mencapai yang terbaik lebih
besar.
Kebanyakan tim bukanlah sebuah tim yang
sesungguhnya, tetapi hanya merupakan kumpulan dari individu-individu yang
mempunyai hubungan dengan atasan mereka. Setiap individu bersaing dengan yang
lain untuk kekuasaan, prestise dan kedudukan. - Douglas McGregor
Dari
Kelompok ke Tim — Bagaimana Mencapainya
Menjadi
Antusias – itu mempengaruhi yang lain
Jadikan tim Anda antusias! Bagaimana caranya?
Banyak hal yang bisa dilakukan: berikan motivasi, beritahukan tujuan yang
hendak dicapai, berikan pelatihan yang memadai, penugasan dalam suatu project
tertentu, tantang untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, berikan kesempatan
untuk berpendapat dan berbicara dan lain sebagainya.
Saran penulis, jangan Anda membuat anggota tim
antusias karena janji imbalan atau posisi dimasa depan, namun sampaikan lebih
kepada proses yang harus dijalani dan potensi anggota tim untuk berkembang, dan
arahkan anggota tim kepada nilai-nilai yang benar.
Berikut contoh untuk penugasan project:
Menjadi antusias untuk suatu hal pada suatu
saat. Dimulai dengan mencari permasalahan ringan yang dapat dipecahkan segera.
Usaha untuk pemecahan masalah ini akan mengembangkan tim dan membuat mereka
berorientasi kepada aspek-aspek kinerja utama dan membentuk mereka bersama.
Sebuah tim yang potensial akan menetapkan dengan cepat hal-hal apa yang cukup
menantang namun sekaligus juga masih dapat tercapai, tidak diawang-awang.
Pertama, temukanlah sebuah permasalahan dan
mulailah membicarakannya dengan tim, jangan delegasikan kepada individu ataupun
grup yang lebih kecil, jadikan ini sebagai suatu project bagi setiap orang
(anggota tim). Pilihlah suatu permasalahan pekerjaan sederhana yang mengganggu,
dapatkan pandangan dan pendapat tiap-tiap orang. Kemudian, pecahkanlah
permasalahan tersebut. Tingkatkan rasa urgensi dan tentukan target
penyelesaian yang jelas.
Tidak perlu untuk mengalokasikan sumber daya
yang banyak pada saat ini, bawalah permasalahan tersebut jadikan topik untuk
diselesaikan. Saat penyelesaian sudah dilakukan, berikanlah pujian ditujukan
kepada seluruh tim.
Pastikan juga, bahwa penyelesaian tersebut
meningkatkan efisiensi, produktifitas, mempersingkat waktu proses karena
hal-hal ini akan menjadi penentuan kriteria sukses atau tidaknya penyelesaian
tersebut. Setelah suatu permasalahan tersebut diselesaikan maka bisa dicari
permasalahan yang lebih besar dan menantang dan lakukan kembali proses serupa.
Mengembangkan Rasa Urgensi
Dapat dikatakan ini merupakan suatu pemicu
yang harus ada di dalam sebuah tim untuk mencapai keberhasilan. Tanpa adanya
rasa urgensi, maka tidak ada suatu yang perlu diperjuangkan, diusahakan,
diperbaiki, ditingkatkan, dengan sungguh-sungguh.
Anggota tim harus mempercayai bahwa tim
mempunyai suatu tujuan yang penting dan berharga. Menetapkan rasa urgensi dan
arahan akan membuat tim mengetahui ekspektasi yang diharapkan dari mereka.
Semakin tinggi tingkat urgensi dan semakin pentingnya tujuan yang hendak
dicapai, maka umumnya semakin besar kesempatan tim untuk maju, berkembang dan
berhasil.
Tim terbaik dapat mendefinisikan dan
menetapkan harapan kinerja mereka, namun juga cukup fleksibel apabila terjadi
perubahan maka mereka mengubah tujuan, harapan dan pendekatan untuk menyesuaikannya.
Pedoman Tingkah laku yang Jelas
Tim perlu mengembangkan etika tingkah laku
untuk membantu mereka mencapai tujuan dan sasaran kinerja mereka. Beberapa
pedoman tingkah laku yang bisa dipertimbangkan seperti:
·
Saat meeting – tidak ada interupsi
panggilan telepon
·
Dalam diskusi – tidak perlu sampai
ada anggota yang sengaja dikorbankan
·
Kerahasiaan – kerahasiaan personal
dan perusahaan tetap dijaga dan dihormati diantara tim
·
Mengutamakan nilai-nilai yang
benar – integrity, karakter, kejujuran, keberanian, kerjasama dll
·
Pendekatan analitis – bicara
dengan data serta bukti dan data / bukti berbicara
·
Saling menghormati – dari tim yang
masih level junior maupun yang sudah senior
·
Konfrontasi yang konstruktif –
bukan dalam rangka mencari siapa yang salah dan saling tunjuk, namun untuk
mencari jalan keluar
·
Yang paling terutama – setiap
orang bekerja untuk pekerjaan yang sebenarnya, tidak menghabiskan waktu sia-sia
dan menyalahgunakan wewenang yang dimiliki.
Membuat mereka terinformasi dan meminta mereka selalu mengupdate.
Selalu berikan tantangan kepada tim Anda atas
fakta-fakta terkini dan informasi yang jelas. Informasi-informasi baru membuat tim
yang potensial untuk dapat menyesuaikan, jika diperlukan, meredefinisi
pekerjaan mereka, membuat mereka lebih kaya dalam pengertian atas tujuan yang
hendak dicapai maupun prosesnya sehingga membuat mereka lebih jelas dalam
menetapkan tujuan.
Mengharapkan tim mengupdate merupakan suatu
kunci sehingga tercipta komunikasi 2 arah yang kondusif. Seringkali kesalahan
yang dilakukan para pimpinan adalah memberikan instruksi, memberikan arahan,
namun mereka jarang mengetahui update dari kondisi yang sebenarnya, ataupun
jikalau terupdate sudah terlambat. Kebiasaan untuk mengupdate ini mutlak
diperlukan supaya sebuah tim dapat berhasil guna.
“For me, keep update is one of the most
important habits to do as good follower, it will give magnitude benefit for
both – the leader and don’t forget – the follower too”.- BS and SK
Bertumbuh Bersama
Tim harus mempunyai cukup waktu untuk
menghabiskan waktu bersama (bonding), terutama pada saat awal. Ini adalah salah satu kunci penting
sebagai cara membangun kerjasama tim yang baik. Tentu kita
mengetahui hal ini, namun seringkali juga bahkan tim yang potensial gagal
melakukannya, sebagian yang skeptis mengatakan bahwa hal tersebut hanya
pemborosan waktu saja, lebih baik digunakan untuk masing-masing kerja.
Waktu yang digunakan bersama dapat berupa
waktu yang telah direncanakan maupun belum direncanakan. Bisa waktu formal pekerjaan
dalam meeting atau diskusi atau workshop maupun waktu informal – misalkan
makan-makan atau jalan-jalan.
Semuanya ini dimaksudkan agar tim menjadi
lebih erat dan interaksi antar anggota tim terlaksana dengan tujuan saat
bekerjasama bisa berjalan lebih baik. Tidak perlu tabu dengan adanya ide-ide
kreatif atau terlihat sedikit nyentrik dalam rangka mempererat hubungan ini.
Dengan adanya cukup waktu bersama ini, setiap
anggota tim diharapkan bertumbuh, baik secara individu maupun juga secara tim.
Penerapan Cara Kerja Positif dan Berdasarkan Kinerja
Galilah pengaruh positif dari feedback,
penghargaan, teguran, hukuman, balas jasa dan hadiah berdasarkan kinerja, bukan
berdasarkan personality ataupun hubungan persaudaraan. Penerapan cara kerja
yang positif, bahkan termasuk jika seseorang dengan kinerja rendah diberikan
dorongan, arahan, teguran yang membangun akan membentuk tim yang tangguh dan
mampu bekerja dengan baik dalam situasi apa pun.
Penerapan cara kerja positif memandang bahwa
setiap anggota tim mempunyai potensi yang dapat dikembangkan dan merupakan
tugas dari Pemimpin untuk mengembangkan potensi tersebut demi kepentingan
bersama.
Kepada yang berkinerja tinggi, berikan pujian
dan penghargaan, sambil tetap menjaga karakter yang benar dan tidak sombong.
Kepada yang berkinerja rendah, tentu akan
berbeda reward yang diberikan, lebih rendah. Dan jikalau ada kesalahan, maka
jangan didiamkan, namun perlu disampaikan dan diambil tindakan untuk dilakukan
corrective action.
Pastikan bahwa jika Anda menegur berdasarkan
fakta-fakta yang jelas, bukan karena kepribadiannya namun karena hasil
pekerjaannya ataupun karakter yang negatif terkait dengan
pekerjaan, jadi bukan atas dasar suka atau tidak suka.
Misalkan kepada anggota tim yang sulit atau kurang
bisa berbicara dan menyampaikan pendapat, berikan kesempatan untuk berbicara,
latih supaya bisa berbicara, hal-hal semacam ini akan mengencourage anggota tim
untuk memberikan kontribusi lebih baik secara berkesinambungan.
Beberapa metode yang juga dapat dilakukan:
·
Fokus kepada pengembangan dan
kinerja. Jadikan kerjasama sebagai hal penting dalam pekerjaan, bagian penting
dalam berbisnis dan dalam cara kita berinteraksi dengan yang lain.
·
Gunakan perangkat-perangkat
kepemimpinan, seperti: coaching, counseling, mentoring, tutoring, dan konsentrasi
bagaimana caranya untuk meningkatkan kinerja daripada mencari kesalahan.
·
Gunakan informal proses, seperti
cara berkomunikasi, menunjukkan penghormatan, menghargai dan bahkan
merayakan jika tercapai keberhasilan mereka.
·
Anda harus menunjukkan commitment,
loyalty, kebanggaan, dan kepercayaan kepada tim Anda.
·
Jika berhasil, jangan tujukkan kepada
diri sendiri, namun tunjukkan itu sebagai pencapaian tim - Share the credit (karena memang
sebenarnya demikian!).
·
Bentuklah sub komite untuk
area-area penting dan berikan wewenang untuk pengambilan keputusan.
·
Secara bergantian berikan
kesempatan kepada anggota tim untuk memimpin atau memfasilitasi meeting.
·
Pada saat meeting atau berdiskusi,
dengarkan dahulu, jangan langsung menuju kesimpulan, dengarkan informasi dari
yang lain secara memadai.
·
Jelas pada saat menyampaikan
sesuatu, apakah hal tersebut merupakan pendapat perusahaan/manajemen, pendapat tim
keseluruhan atau pendapat pribadi.
Seorang pemimpin yang baik akan memberikan
inspirasi kepada timnya, namun kemudian tidak berhenti sampai di situ saja,
anggota tim yang terinspirasi ini juga menjadi inspirasi bagi yang lainnya
sehingga akhirnya tim itu sendiri menjadi inspirasi secara keseluruhan. Tentu
saja itu harus ada yang memulai. Siapa? Anda!
Anda harus memulainya dan menjadi katalisator
bagi tim, membawa tim kepada tingkat yang diharapkan, awal mulanya bisa
demikian, namun pada suatu titik tertentu diharapkan anggota tim berkembang dan
menjadi lebih dewasa sehingga berpengaruh kepada tim secara keseluruhan
Beberapa Elemen Umum Membangun Kerjasama Tim
Walaupun tim Anda mempunyai beberapa tujuan,
namun harus ada 2 atau 3 tujuan yang menonjol, tidak boleh terlalu banyak.
Misalnya untuk meningkatkan produktifitas 20% dibandingkan tahun sebelumnya,
atau Memangkas biaya produksi 10% tanpa adanya pengorbanan atas pendapatan
karyawan. Semua harus komitmern untuk mencapai tujuan tersebut.
Partisipasi produktif dari anggoita tim –
mempunyai 4 level:
1.
Kontribusi data dan pengetahuan
2.
Mensharekan proses pengambilan
keputusan dan cara mencapai consensus
3.
Membuat keputusan
4.
Membuat keputusan bersama
dijalankan
Berikut ini
adalah beberapa elemen umum sebagai cara membangun tim yang solid :
·
Komunikasi – Terbuka, jujur, pertukaran, informasi yang efektif diantara anggota.
·
Kepercayaan – Terbuka terhadap masukan dan kritikan serta percaya kepada
anggota lainnya.
·
Rasa kepemilikan – Ikatan yang membuat komitmen bersama atas adanya tujuan bersama
dalam suatu tim.
·
Perbedaan – Hal ini harus dipandang sebagai asset, bukannya saling membedakan
dan dipersepsikan negatif, namun dipergunakan sebaik-baiknya sehingga menciptakan adanya
sinergi.
·
Kreativitas dan
Berani mengambil risiko – Jangan takut mengambil
risiko, dimana tentu saja dengan pertimbangan. Kreatifitas membuat hidup dan
pekerjaan jadi lebih menarik.
·
Evaluasi – kemampuan untuk mengevaluasi, termasuk kepada diri sendiri dan
proses yang berjalan atau hasil yang lebih rendah dari yang diharapkan, ini
meningkatkan kemampuan mengoreksi diri dan memperbaiki sehingga ke depannya hasil
yang dicapai lebih baik. (bahkan untuk sesuatu yang berhasil pun harus
dilakukan evaluasi)
·
Kemampuan beradaptasi dengan
perubahan – Cukup fleksibel dan mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan.
·
Kepemimpinan – Setiap orang harus menghargai kepemimpinan yang ada dan
mengembangkan kepemimpinan baik bagi dirinya maupun timnya, saling mendukung
Nah, itulah
tadi beberapa konsep dan elemen bagaimana cara membangun kerjasama tim yang
baik dalam dunia kerja, perusahaan, maupun organisasi. Semoga bermanfaat, Salam Hangat
dari bisnisan.id.


Posting Komentar untuk "Cara Membangun Kerjasama Tim yang Baik "