Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pencatatan Penjualan Produk Jadi

Daftar Isi [Tampil]

Pencatatan Penjualan Produk Jadi - Dari seluruh aktivitas pencatatan transaksi awal sampai dengan selesainya proses produksi apabila digabungkan seluruh pembukuan dalam bentuk T maka akan tergambar aliran biaya produksi yang menggambarkan proses berubahnya biaya menjadi barang dalam proses atau barang jadi.

Pencatatan Penjualan Produk Jadi

 

Metode Fisik

Produk jadi yang telah dipindahkan dari bagian produksi ke gudang, selanjutnya akan dijual, ciri khas pencatatan pada saat terjadi penjualan di metode fisik adalah pencatatan cukup satu kali dilakukan yaitu mencatat transaksi penjualan baik itu tunai maupun kredit, berbeda dengan metode perpetual yang melakukan pencatatan sebanyak dua kali pada saat penjualan.

Jadi pada metode fisik ketika terjadi penjualan hanya dapat mengetahui besarnya nilai penjualan dan kas yang masuk atau piutang yang timbul, sehingga pencatatan akan tampak seperti contoh di bawah ini:

 

4 Desember 2009      : Diterima per kas atas penjualan produk jadi senilai 10.500.000

Maka Jurnalnya :

 

Dari jurnal di atas harga pokok penjualan produk yang terjual tidak dapat diketahui saat itu juga dan ini pun merupakan ciri khas metode fisik. Lalu bagaimana untuk mengetahui harga pokok penjualan ? pada metode fisik harga pokok penjualan hanya dapat diketahui pada akhir periode.

Harga pokok penjualan tersebut setelah diketahui, pada akhir periode harus ditutup ke perkiraan ikhtisar  dengan jurnal penutup. Dan untuk mengetahui laba atau rugi maka pada akhir periode dihitung dan dilaporkan dalam laporan rugi laba.

 

Pencatatan Metode Perpetual

Setelah membahas pencatatan metode fisik, maka kita selanjutnya bahas tentang metode perpetual. Pencatatan secara perpetual memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1.       Tidak terdapat rekening pembelian, sehingga setiap terjadi pembelian akan langsung dicatat rekening persediaan.

2.       Mutasi barang dicatat dalam Kartu Persediaan, dimana setiap barang akan memiliki satu kartu persediaan.

3.       Perhitungan persediaan tidak dilakukan setiap akhir periode seperti halnya metode fisik, nilai persediaan serta nilai harga pokok persediaan akan senantiasa up to date setiap terjadi mutasi persediaan baik pembelian, penjualan, serta retur.

4.       Pencatatan penjualan dilakukan dua kali, yang pertama mencatat penjualan itu sendiri dan yang kedua mencatat harga pokok atas barang yang terjual, sedangkan pada metode fisik cukup satu kali yaitu pencatatan penjualannya saja.

5.       Atas dasar point (4) maka nilai persediaan akhir bisa diketahui setiap saat, bandingkan dengan metode fisik di mana nilai persediaan baru diketahui di akhir periode setelah perhitungan fisik.

 

Demikianlah bahasan sederhana kami mengenai pencatatan penjualan produk jadi, baik metode fisik maupun metode perpetual. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan. Salam sukses selalu (bisnisan.id).

Posting Komentar untuk "Pencatatan Penjualan Produk Jadi"