Keripik Salak Pondoh Wonosobo, Pengolahan dan Potensinya
Keripik Salak Pondoh Wonosobo, Pengolahan dan Potensinya - Salak pondoh menjadi primadona dan andalan petani di desa-desa paling barat di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Petani di semua desa di Kecamatan Sukoharjo mengembangkan tanaman salak pondoh.
Banyak lahan pertanian sawah, tegalan, dan
kebun berubah menjadi areal tanaman salak pondoh. Berdasarkan data tercatat
1.000 hektare lebih lahan milik petani di Kecamatan Sukoharjo dimanfaatkan
untuk budi daya salak pondoh. Kabupaten Wonosobo memang kaya akan potensi
kuliner.
Trend industri boga yang berkembang di
berbagai daerah, membuat warga kota sejuk ini, untuk menggali potensi di sektor
bisnis dalam wisata kuliner.
Potensi keripik buah Salak Pondoh berbeda dari
segi tingkat kadar airnya. Singkong dan kentang memiliki tingkat kadar air yang
relatif lebih kecil dibandingkan buah salak. Sehingga diperlukan perlakuan
khusus agar salak pondoh yang digoreng menjadi kering sempurna seperti
keripik-keripik yang lain, tidak sekedar menggoreng cara konvensional.
Untuk prosesnya dalam sehari mereka bisa
melakukan 3 - 6 kali proses pembuatan kripik salak pondoh. Setiap proses akan
menghasilkan kripik salak pondoh sebanyak 5 kg. Sedangkan untuk 1 kg kripik
diperlukan salak segar sebanyak 14 kg. Untuk Keripik salak dijual dengan harga
kompetitif, berkisar antara Rp. 100.000,- per Kg (Rp. 10.000,- per ons).
Kabupaten Wonosobo merupakan penghasil buah
salak terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Selama ini buah salak tersebut dijual
dalam bentuk segar, sehingga nilai tambah yang diperoleh petani relatif kecil.
Untuk memproduksi menjadi keripik salak maka
daya tahannya menjadi lebih lama, serta menjadi produk alternatif yang
diharapkan dapat meningkatkan nilai jual salak ditingkat petani.
Nah, demikianlah bahasan kami mengenai
pengolahan dan potensi usaha keripik salak pondoh Wonosobo. Semoga bermanfaat
buat kita semua, salam sukses dan berkembang (bisnisan.id).
Posting Komentar untuk "Keripik Salak Pondoh Wonosobo, Pengolahan dan Potensinya"